Demografi terhadap Urbanisasi

by - November 17, 2018


Urbanisasi yang secara umum diketahui masyarakat adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dapat menjadi masalah yang cukup serius bagi kita semua apabila pemerintahan tidak dapat mengatur dan memfasilitasi para kaum 'Urban' yang datang ke ibukota dengan jumlah yang semakin meningkat tiap tahunnya. Persebaran penduduk yang tidak merata antar desa dan kota ini akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Untuk mendapat suatu niat untuk pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh ajakan tetangga yang sudah lebih dahulu ber-urbanisasi dan juga kebutuhan ekonomi kebanyakan menjadi hal utama yang berada di pikiran para kaum 'Urban'. Pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa, atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik.

Faktor Pendorong

  1.  Lahan pertanian semakin sempit
  2.  Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  3.  Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  4.  Diusir dari desa asal
  5.  Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Faktor Penarik 

  1.  Kehidupan kota yang lebih modern
  2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
  3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
  4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi yang lebih baik dan berkualitas

Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya kurang lebih 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia dihuni kurang lebih oleh 60% penduduk Indonesia. Sedangkan Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Di Irian Jaya yang memiliki luas wilayah 21,99% wilayah Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,925 dari seluruh penduduk di Indonesia. Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, pada tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilometer persegi (www.bps.go.id).

Akibatnya lahan pertanian di Jawa akan semakin menyempit, lahan bagi petani untuk bercocok tanam akan beralih fungsi sebagai pemukiman dan daerah industri. Berbagi faktor yang menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk di Pulau Jawa adalah karena Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga tersedia banyak lapangan pekerjaan. Di samping itu, Pulau Jawa mempunyai tanah yang subur sehingga mudah digunakan untuk bercocok tanam, berbagai kemudahan memperoleh informasi, transportasi, dan pendidikan turut serta menjadi alasan mengapa Pulau Jawa menjadi daerah primadona di Indonesia. Pesatnya pembangunan yang ada di Jawa terutama di kota-kota besar, mengakibatkan keinginan seseorang untuk pindah semakin besar. Hal ini yang memicu terjadinya urbanisasi.

Menurut Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) mengatakan, potret urbanisasi dari data statistik sebanyak 1,2% setiap tahun. Sehingga jika tidak ada intervensi konkret, tahun 2045 bisa di estimasikan bahwa orang yang akan tinggal di desa hanya tinggal 35%.

Contohnya seperti di Kabupaten Bekasi, pertumbuhan penduduk dipengaruhi dua faktor. Pertama ialah urbanisasi dan pertumbuhan alami. Pertumbuhan penduduk melalui urbanisasi menjadi yang paling dominan. Setiap tahun setelah Idul Fitri, kedatangan warga dari daerah lain selalu menjadi fenomena yang tidak bisa dibendung. Kabupaten Bekasi menjadi salah satu daerah tujuan kaum urban. Karena pada daerah ini terdapat lebih dari 4.000 perusahaan yang tersebar di beberapa kawasan industri. Untuk persentasi pertumbuhan penduduk secara alami dan urbanisasi, perbandingannya 40:60 yakni 40% untuk pertumbuhan alami, sisanya urbanisasi. Lalu, untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, pihaknya menggunakan program penggunaan alat Keluarga Berencana (KB).



You May Also Like

0 komentar